• d4f,panduan,member area
  • d4f,panduan,member area
  • d4f,panduan,member area
  • d4f,panduan,member area

Tanya jawab sekitar Sholawat Wahidiyah

Tanya jawab sekitar Sholawat Wahidiyah
1. “Bagaimana bacaan Sholawat Wahidiyah”……..?
Sholawat Wahidiyah terdiri dari: Hadiah Alfatehah kepada Nabi Muhammad SAW, hadiah Alfatehah kepada Al-Ghouts (Guru Pembimbing), Sholawat Wahidiyah, Sholawat Ma’rifat, Sholawat SHOLAWAT TSALJUL QULUB” (Sholawat salju hati / pendingin hati), Istighosah, do’a-do’a, termasuk bacaan QS. Adz-Dzariat: 50,  QS. Al-Isra’: 81, dan Al-fatehah sebagai penutup.
2. “Bagaimana Teks Sholawat Wahidiyah dan cara pengamalannya”……..?
Teks Sholawat Wahidiyah silahkan klik dokumen Page ini: http://www.facebook.com/notes/menggapai-marifat-dan-mensucikan-hati-dengan-sholawat-wahidiyah/teks-sholawat-wahidiyah-berfaedah-menjernihkan-hati-dan-marifat-billah-wa-rosuul/336417969804925
Cara Pengamalannya ada di dalam teks Sholawat Wahidiyah.
3. “Apa faidah Sholawat Wahidiyah”…….?
Sholawat Wahidiyah berfaidah antara lain dan terutama untuk menjernihkan hati, menenangkan batin dan menentramkan jiwa serta meningkatkan daya ingat sadar / ma’rifat kepada Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa Wa Rosulihi SAW”.
4. Apakah Wahidiyah termasuk Jam’iyyah Thoriqoh Mu’tabaroh?
Wahidiyah bukan termasuk Jam’iyyah Thorikoh Mu’tabaroh An Nahdliyyah. Wahidiyah bukan merupakan suatu ikatan atau perkumpulan Jam’iyyah Thoriqoh, AKAN TETAPI DAPAT JUGA DISEBUT THORIQOH, dalam arti “jalan” atau “sarana” menuju wushul sadar kepada Allah wa Rosulihi SAW.
Wahidiyah adalah Sholawat. Amalan sholawat tidak memerlukan sanad (silsilah). Sebab sholawat sanadnya langsung Rosululloh SAW. Berbeda dengan dzikir lainnya, harus ada sanadnya. Karena sanad di dalam Sholawat itu adalah Rosululloh SAW sendiri, sebagaimana diterangkan dalam kitab Sa’adatud Daroini Hal: 99.
Begitu juga para ahli-ahli tasawuf dari Zaman dahulu berusaha bersama-sama mencari jalan untuk menuju ma’rifat kepada Alloh SWT dengan berbagai THOREQOH atau jalan, dengan guru yang khamil-mukhamil. Namun di akhir zaman, para ulama tasawuf bersepakat (i’tibar), bahwa cara yang paling gampang dan tidak beresiko dalam pendekatan diri kepada Allah yaitu dengan memperbanyak bacaan Sholawat dan beristiqhfar. Maka dikatakan dalam kitab Sa’adatud Daroini yang berisi mengupas keutamaan sholawat:
“AGROBUT TURUQI ILLALLAH FI AKHIRI ZAMANI KATSROTUL ISTIQFAR WA SHOLAWATUL ‘ALANNABIY”
“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Allah pada akhir zaman, khususnya bagi orang-orang yang banyak dosa, adalah memperbanyak istiqhfar dan membaca sholawat kepada Nabi SAW”
Ditegaskan lagi oleh Syekh Hasan Al-Adawi di dalam kitab “Dailul Khoiror” yang kemudian dibenarkan dan dan didukung oleh para Ulama Shufi lainya yaitu sebagai berikut: ”Sesungguhnya membaca Shalawat kepada Nabi SAW itu bisa menerangi hati dan mewushulkan kepada Tuhan Dzat Yang Maha Mengetahui perkara ghaib.
5. “Apa dasar pengamalan Sholawat Wahidiyah selama 40 hari….?”
Nabi SAW bersabda :
“Tidak ada seorang hamba yang ikhlas mengerjakan amal karena Alloh selama 40 hari kecuali akan muncul pancaran nur-nur hikmah dari hati sampai ke lisannya”. (HR. Ibnul Addy dan Ibnul Juuzy dari Abi Musa Al-Asyary).
 Nabi Musa menemui Tuhan di Bukit Sina setelah uzlah melepaskan diri dari hiruk pikuk dunia dengan mengisi hidupnya dengan ibadah dan dzikir selama 40 hari sebagaimana telah dijelaskan dalam QS al a ’raf 142.
Nabi Muhammad SAW. sebelum menerima wahyu pertama terlebih dahulu beliau menempa dirinya dengan uzlah di Gua Hira selama 40 hari
6. “Apakah Sholawat Wahidiyah boleh diamalkan oleh siapa saja……?”
Berikut dawuh Mbah Yahi / K.H. Abdul Madjid QS wa RA (Mualif Sholawat Wahidiyah) tentang Ijazah mutlaknya: Yang artinya “Aku ijazahkan kepadamu Sholawat Wahidiyah ini untuk di amalkan, disiarkan dan diijazahkan kepada yang lain.”
Siapapun yang mendapat Sholawat Wahidiyah darimana saja dan dari siapapun itu, silahkan di amalkan. Tidak pandang bulu, siapapun yang mau, boleh mengamalkan tanpa ada batasan suku, golongan, ras, bangsa, agama, umur dan jenis kelamin. Tanpa ada bai’at dan syarat-syarat apapun. Ijazah mutlak dan bersifat umum, luas, dan dipermudah, dengan dasar “ikhlas tanpa pamrih”.
Setelah di amalkan supaya di syiarkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat luas pada umumnya dengan sebaik dan sebijaksana mungkin.
Firman Alloh: “Dan Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf,  dan mencegah kepada yang mungkar, mereka orang-orang yang beruntung” (Ali-Imron: 104)
Hadist Rosululloh SAW: “Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Bukhori dan Tirmidzi dari Ibnu Umar)
Hadist Rosululloh SAW: “Barang siapa yang menjadi sebabnya, orang menjadi Islam atas usahanya, wajiblah baginya masuk surga” (Riwayat Thobroni dari ‘Uqobah bin Amir)
Hadist Rosululloh SAW:  “Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim)
7. “Apakah ada dalil khusus yang berkaitan dengan Sholawat Wahidiyah…..?”
Membaca Sholawat kepada Rosul SAW dengan do’a Sholawat yang mana saja mutlak diterima; baik Sholawat yang waridah dari Nabi sendiri (yaitu yang disebut Sholawat ma’tsuroh), maupun yang susunan redaksinya dicipta oleh para Ulama (yaitu Sholawat yang disebut Sholawat ghoiru Ma’tsuroh). Misalnya: Sholawat Nariyah,Sholawat Munjiyat, Sholawat badar, dan termasuk pula Sholawat Wahidiyah. Sebab perintah membaca Sholawat-Salam yang disebutkan dalam Al-Qur’an :
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat atas Nabi, hai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu semua untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan salam yang sebaik-baiknya".(QS. AI Ahzaab : 56)
Adapun perbedaan Sholawat Wahidiyah dengan Sholawat- Sholawat yang lain, ialah: bahwa Sholawat Wahidiyah disertai ajaran tauhid dan ma’rifat dengan cara yang praktis dan positif.
8. “Apakah Sholawat Wahidiyah mempunyai tuntunan/ bimbingan/ ajaran sendiri..…?
TIDAK..!. Karena yang dimaksud AjaranWahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah didalam mengamalkandan menerapkan tuntunan Rosululloh SAW mencakup bidang Syari’at dan Haqiqohmeliputi iman, pelaksanaan islam, perwujudan ihsan dan pembentukan AkhlaqulKarimah. Ajaran wahidiyah merupakan ajaran Tauhid dan Ma'rifat dengan cara yang praktis dan positif. Ajaran Wahidiyah bukan ajaran baru dalam Islam yang diada-adakan(Bid’ah) melainkan ajaran Islam itu sendiri yang bersumber dari Al-Quran,Hadits serta Ijma’ para Ulama’ Salafus Sholihin. Boleh diamalkan danditerapakan oleh siapa saja tanpa pandang bulu.
Adapun rumusan pokok-pokok bimbingan ajaran Wahidiyah yaitu :
- Lillah Billah.
- Lirrosul Birrosul.
- Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh.
- Taqdimul Aham Fal Aham tsumal Anfa’ Fal Anfa’.
Tujuan dari penerapan bimbingan ajaran Wahidiyah adalah agar seluruh kegiatan kita bernilai Ibadah, sehingga yang bernilai ibadah bukan hanya sholat saja, tetapi kita kerja, kita mandi, kita belajar, kita tidur, kita makan, dllakan bernilai ibadah 24 Jam - Jika kita niati LILLAH-BILLAH-LIROSUL-BIROSUL dst.
Dan ajaran ini  berdasarkan Qur’an, Hadist SAW serta Ijma’ para Ulama’ Salafus Sholihin yang bertujuan agar seluruh kegiatan kita dapat bernilai ibadah bila menerapkan Lillah-Billah-Lirosul-Birosul.... dst.
LILLAH : segala amal perbuatan apa saja, baik yang hubungan langsung kepada Alloh dan Rosul-Nya SAW, maupun yang hubungan dengan masyarakat, dengan sesama makhluk pada umumnya, baik yang wajib, yang sunnah atau yang wenang, asal bukan perbuatan yang merugikan/bukan perbuatan yang tidak diridhoi Alloh, melaksanakannya supaya disertai dengan niat dan tujuan untuk mengabdikan diri kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas tanpa pamrih ! LILLAHI TA'ALA!, LAA ILAAHA ILLALLOOH ( = tiada tempat mengabdi selain kepada Alloh ). WAMAA KHOLAQTUL JINNA WALINSA ILLAA LIYA'BUDUUN ( = dan tiadalah AKU menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-KU ) (Al Dzariyaat-56)
BILLAH : Menyadari dan merasa senantiasa kapan dan dimanapun berada, bahwa segala sesuatu termasuk gerak-gerik dirinya lahir batin , adalah ALLOH TUHAN MAHA PENCIPTA yang menciptakan, menggerakkan dan menitahkannya. Jangan sekali-kali merasa lebih-lebih mengaku bahwa diri kita ini memiliki kekuatan atau kemampuan. LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH ( tiada daya dan kekuatan melainkan atas titah Alloh-BILLAH )
Rosulullah bersabda : “La tataharraku dzarratun illa bi idzni Allahi”, yg maksudnya tidak akan bergerak satu dzarah pun melainkan atas idzin Allah.”
“Wa Allahu khalaqakum wa ma ta’malun” (Allohlah yang menciptakan kamu dan apa-apa yang kamu perbuat) (Qs.Ash-Shaffaat:96)
“Wa ma ramaita idz ramaita walakinna Allaha rama” (Bukanlah engkau yang melempar ketika engkau melempar melainkan Aku [Alloh]) (Qs.Al-Anfal:17)
LIRROSUL : Disamping niat mengabdikan diri / beribadah kepada Alloh- LILLAH seperti diatas, dalam segala tindakan dan perbuatan apa saja, asal bukan perbuatan yang tidak diridhoi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan, supaya juga disertai niat mengikuti jejak tuntunan Rosululloh SAW. “ YAA AYYUHAL-LADZIINA AAMANUU ATHII ‘ULLOOHA WA ATHII ‘UR-ROSUULA WALAA TUBTHILUU A'MAALAKUM “ ( Hai orang-orang yang beriman ( BILLAH ), taatlah kepada Alloh ( LILLAH ) dan taatlah kepada Rosul ( LIRROSUL ), dan janganlah kamu merusakkan amal-amalmu sekalian ( Muhammad 33 )
BIRROSUL : Disamping sadar BILLAH seperti diatas, supaya juga menyadari dan merasa bahwa segala sesuatu termasuk gerak-gerik dirinya lahir batin ( yang diridhoi Alloh ) adalah sebab jasa Rosululloh SAW. “ WAMAA ARSALNAAKA ILLA ROHMATAN LIL'AALAMIIN “ (= Dan tiada Aku mengutus Engkau Muhammad melainkan rohmat bagi seluruh alam ( Al Anbiya 107 ). Penerapan LILLAH –BILLAH dan LIRROSUL-BIRROSUL seperti diatas adalah merupakan realisasi dalam praktek hati dari dua kalimat syahadat “ ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSUULULLOH SAW “
LILLAH – BILLAH and LIRROSUL – BIRROSUL (adalah perwujudan dzauqiyah dari dua pengakuan): ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSUULULLOH Shollalloohu ‘alaihi wasallam
YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQOH : Mengisi dan memenuhi segala bidang kewajiban. Melaksanakan kewajiban disegala bidang tanpa menuntut hak. Baik kewajiban-kewajiban terhadap Alloh wa Rosuulihi SAW, maupun kewajiban-kewajiban dalam hubungannya didalam masyarakat di segala bidang dan terhadap makhluk pada umumnya.
TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA' FAL ANFA' : Didalam melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut supaya mendahulukan yang lebih penting ( AHAMMU ). Jika sama-sama pentingnya, supaya dipilih yang lebih besar manfaatnya ( ANFA'U ). Hal-hal yang berhubungan dengan ALLOH wa ROSUULIHI SAW. Terutama yang wajib, pada umumnya harus dipandang “ AHAMMU “ ( lebih penting ) dan hal-hal manfaatnya dirasakan juga oleh orang lain atau ummat dan masyarakat pada umumnya harus dipandang “ ANFA'U “ (lebih bermanfaat)
Sumber : 

1 komentar:

try out un lampung said...

terimakasih. semoga berkah untuk penulis.
salam,
try out un lampung

 
JUAL BELI BITCOIN
DENGAN MODAL 10 RIBU RUPIAH ANDA SUDAH BISA MULAI TRADING
DAPATKAN TAMBAHAN PENGHASILAN HINGGA JUTAAN RUPIAH PER-MINGGU DARI JUAL BELI BITCOIN
BAGAIMANA CARA MEMULAINYA. SELENGKAPNYA ..